teruntuk wildan temanku
sejujurnya aku sendiri ragu bercampur malu untuk menceritakan ini.
aku ingin membawamu terbang melewati dimensi waktu melalui tulisan ini dan kembali bertemu saat kita bersama dulu.
dulu, lebih kurang 8 tahun yang lalu bukan? aku ragu.
aku dan kamu yang masih sangat kecil, bahkan kita belum beranjak remaja. kita adalah bocah kecil yang gemar bermain dan bertengkar. yaaa.. walaupun kita tidak pernah bertengkar. sepertinya...
aku sungguh merindukan masa dimana aku begitu lugu yang sering salah tingkah ketika digoda oleh beberapa teman-teman kelas. sedangkan kamu begitu lekat dengan sikap dingin, cuek, dan selalu menghindar dari teman perempuan. kadang sih,,, tidak hanya itu, kamu yang aku kenal dulu begitu pintar, kamu sudah seperti seorang expert matematika hebat dimataku. bahkan nilai mu hampir semuanya seratus dalam pelajaran matematika. aku selalu merasa minder denganmu. aku ingin sekali bisa bertemen lebih dekat dengan mu saat itu, atau mungkin lebih tepatnya ingin sekali menjadi dirimu, sehingga aku tidak perlu terus-terusan mengkhawatirkan nilai matematikaku. tapi aku kembali berpikir saat itu mungkin akan seru jika aku yang dungu ini memiliki teman seorang cowo yang pintar banget matematika nya. kamu terlihat lebih mencolok dikelas 6, dan kamu duduk tepat di depan ku. rasanya senang, sepertinya akan ada peluang untuk kita menjadi teman yang akrab. kamu sering meminjam penaku, kita juga sesekali ribut mempermasalahkan bangku yang selalu kita geser agar mendapat ruang lebih luas hahah... masa lalu yang begitu lucu bukan.
aku selalu berharap hubungan baik kita bisa tetap seperti itu, pada saat itu aku ingin bisa lebih akrab menjadi teman baikmu, jika bisa ingin lebih menjadi sahabat karibmu. namun, situasi kita yang dikeliling anak-anak lain, membuat sedikit interasi akrab saja denganmu bisa menjadi topik hangat, apalagi dikalangan teman-teman wanita. aku menjadi sedikit canggung ketika mereka mulai menggoda dan mengejek kita. yaa, sebetulnya bisa saja menghiraukan hal seperti itu. sayangnya aku begitu lugu dan sangat pemalu. aku memilih untuk berhati-hati didekatmu agar teman-teman tidak salah paham dan kamu juga lebih nyaman. sejujurnya aku lebih takuk kamu merasa tidak nyaman karena hal itu. waaah, sepertinya aku lebih kesal dengan sikap teman kelas kita yang begitu usil hihi... tau ga? dulu ketika aku sering bermain sepeda di sekitar rumahmu aku sering tidak sengaja melihatmu duduk di depan rumah yang membuat aku kabur. padahal dalam hati kecil ini ingin rasanya memanggilmu, mengajak bermain sepeda bersama atau hanya sekedar menyapa biasa lalu lewat. tapi aku begitu pemalu, dan saat ini aku menyesalinya huhu...
hingga kita lulus, dan kita beranjak ke jenjang pendidikan selanjutnya di sekolah menengah pertama. aku sudah menduga kalau kamu akan lulus di smp favorit di kota kita. sedangkan aku, yaaa.. karena nilai yang pas-pasan aku tidak bisa satu sekolah lagi denganmu. sedih rasanya, sedih sekali sungguh. kita yang dipisahkan terlalu cepat bahkan tanpa kata-kata perpisahan yang pantas aku sampaikan kepadamu atau sekedar ucapan terimakasih dan maaf. bahkan selama 3 tahun di sltp kita tidak pernah saling berkomunikasi satu sama lain. aku sungguh menyesali kesempatan untuk bisa berbicara dengan tulus kepadamu, tapi tidak apa, mungkin kita diberi waktu untuk berfikir lebih lama dan menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan pada waktu yang lebih matang.
mengawali sekolah pertama di sltp masing-masing, aku berharap bisa mendapat teman baru di sekolah baru. demikian pula kamu, kamu pasti akan mendapatkan banyak teman karena kepintaranmu. apakah kamu ingat aku berteman dengan oca dan tiona waktu sd. kita sesekali masih bertemu diawal-awal sltp. oca selalu menceritakan tingkahmu disekolah, dan kadang aku iseng bertenya tentangmu, waaah... aku baru menyadari bahwa aku sepenasaran itu dulu. selama tiga tahun di mtsn aku akhrirnya menemukan teman-teman baru dan tentunya hubungan pertemanan kita berjalan dengan baik. namun, selama di mtsn aku tidak memiliki teman laki-laki yang bisa dibilang akrab, aku tidak begitu tertarik berteman denganlawan jenis kala itu, sepertinya aku terdoktrin dengan sikapmu yang menjaga hubungan dengan wanita. aku pun akhirnya bersikap demikian selama di mtsn. hingga aku lulus dan mulai untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
inilah waktu pertama kali aku menghubungimu karena ada temanmu yang mengatakan bahwa kamu pernah beberapa kali menanyakan tentangku kepadanya. dengan segenap keberanian yang aku kumpulkan, aku memulai percakapan di messenger dengan mu. jika aku baca ulang percakapannya, rasanya aku ingin menguburkan diri ini hidup-hidup. aku ternyata sangat aneh sekali dalam menanggapi percakapan kita. apa aku terlalu excited saat kamu merespon baik chat dariku walau terkesan cuek. tetap saja rasanyam seperti masih ada harapan untuk kembali menjadi temanmu. aku kira kamu akan kembali melanjutkan pendidikan di sma terbaik di kota kita. ternyata tidak, diluar dugaanku, kamu melanjutkan pendidikan ke pesantren terbaik di jawa timur. melebebihi ekspetasiku, kamu sudah sangat luar biasa dimata ku saat itu. sejujurnya sampai sekarang kamu selalu luar biasa. namun aku kembali sedih, artinya kita kembali dipisahkan jarak disaat semua muali baik-baik saja. disaat komunikasi kita dimulai aku sudah mendapat kabar bahwa kita akan segera berpisah. dan kedepannya kita hanya bisa saling bertukar kabar sekali setahun saat bulan ramadhan, saat kamu pulang ke rumah. sakan-akan dipermainkan takdir, namun kembali aku harus membuat ini terlihat baik-baik saja, dan lebih memilih untuk berbahagia atas jalan yang akan aku tempuh. sedangkana aku memilih melanjutkan pada sekolah kejuruan yang tidak sehebat itu.
selama di smk aku berubah 180 derjat. berawal dari aku yang memulai untuk bergaul dan mendapat teman yang sebanyak-banyaknya termasuk laki-laki. awalnya aku begitu takut, tapi aku pikir, memiliki banyak teman dimasa muda bukan hal yang terlalu buruk. aku mengikuti organisasi selama dua tahun dan berusaha menjadi siswi yang aktif di sekolah. keberanian dan semangat yang bergejolak selama smk membuat aku merasa masa smk adalah masa paling semangat dan penuh kegiatan, aku juga dipertemukan dengan banyak teman-teman baik. aku memiliki beberapa sahabat dekat selama dismk dan itu bertahan hingga detik ini. mungkin salah satunya kamu tau siapa. dan aku selalu berfikir kamu juga memiliki banyak teman bahkan sahabat karib tempat kamu berbagi kisah dan keluh kesah selama ini. aku berharap semoga pertemanan kamu juga berjalan baik sesuai yang kamu harapkan.
namun, disetiap kemudahan ada kesulitan dan sebaliknya. aku juga mengalami hal-hal yang tidak mengenakan selama di smk diantara kebahagian yang aku alami. hal-hal yang merubah sedikit demi sedikit kepribadianku dan pergaulanku. hal-hal tersebut berubah tanpa bisa aku kendalikan. dan kamu sekarang melihat diriki yang saat ini sudah mengalami banyak perubahan entah baik atau buruk sebisa mungkin aku berusaha mengambil hal baik dan hikmah dari setiap perubahanku. dan kamu juga semakin berubaha ke arah yang cenderung lebih positif dan ke arah yang seharusnya. begitulah kamu dimataku.
sejujurnya ketika kamu mengatakan untuk tetap bisa berteman baik denganmu, atau mungkin menjadi sahabat baikmu. rasanya aku begitu senang, terlebih saat kamu selalu mengingat moment kecil bersama yang pernah kita lewati yang mungkin aku nyaris lupa. canda hehe, yakali lupa. intinya, aku senang kamu masih ingin menjalin tali persahabatan yang baik. namun, disisi lain aku merasa minder dengan diri ini yang merasa tidak pantas menjadi teman baikmu apalagi sahabat. aku merasa aku bukan sahabat yang baik untuk kamu jadikan tempat bercerita. aku sikapku yang mungkin membuatmu tidak suka. aku takut kamu tidak bisa menerima apa adanya diriku. aku takut kamu merasa kecawa dengan diriku, aku juga takut kamu malah membenciku. aku terlalu memikirkan ini. apakah aku harus berubah untuk bisa diterima menjadi sahabat baikmu. mungkin hanya kamu sendiri yang bisa menjawab.
aku sempat ingin menanyakan bahwa apa arti seorang sahabat menurutmu? apakah kehadiran seorang sahabat sungguh kamu butuhkan dalam hidup?
bagi diriku sendiri kehadiran seorang sahabat dapan membuat hidup lebih berarti dan membuat kita merasa tidak sepi. aku selalu menjadi seorang sahabat yang bisa diandalkan dan selalu ada saat mereka butuh atau bahkan tidak. aku selalu berusaha menjadi sahabat yang selalu ada dan aku menyukai bagaimana selama ini aku men-treat sahabat dan teman-temanku. okee.. mungkin masih terlalu kasar untuk dibayangkan. aku misalkan jika kita seorang sahabat karib. kamu akan menjadi tempat curhat berbagai hal bagi ku, tidak jarang aku akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan random kepadamu diwaktu tak terduga. aku akan menjadi pendengar yang baik disaat kamu ingin bercerita dan berkeluh kesah tentang apapun. aku akan mendengarkan dengan baik. mungkin aku tidak bisa memberikan saran berbobot seperti yang kamu harapkan. tapi aku akan ikut bersedih bersamamu dan menguatkanmu melalui tulisan yang aku harap kamu mampu menyerap energi melalui tulisan yang aku persembahkan. aku sangat senang ketika kamu memulai percakapan yang deep mungkin kamu curhat tentang beberapa strugle yang kamu hadapi dulu saat sekolah atau kuliah di rantau sana. atau mungkin kamu menceritakan beberapa trip menyenagkan bersama keluarga. aku ingin mendengar banyak hal tentangmu agar aku bisa mengerti.
terlepas dari hal itu, aku kembali mmeutar otak dan berfikir bahwa, aku sebetulnya tidak harus berperilaku sama kepada semua sahabatku. aku harus bersikap fleksible dan bisa menyesuaikan dan beradapasi dengan sikapmu yang seperti ini. aku sudah sangat menerima mu sebagai sahabatku dan aku senang, sungguh. namun aku tidak tau bagaimana kamu menerimamu sebagai sahabat. bagaimanapun kita tetap bisa berkomunikasi dengan baik bukan? aku harap kamu tidak terlalu banyak membenciku. aku akan mencoba semampuku untuk menjadi sahabat yang baik, semoga aku bisa.
terkahir...
kepadamu aku titip salam rindu yang teramat dalam karena 8 tahun terakhir tidak bisa bertemu secara pantas. kita yang bertemu disaat awal tarawih dari kejauhan dan tidak saling menyapa dan tahun ini hal itu tidak terjadi. sangat sederhana namun aku merindukannya. aku tidak tau apakah kita akan bisa tetap bertemu tahun ini. kamu menyuruhku pulang karena kita sudah sangat lama tidak bertemu, namun apakah di saat aku pulang nanti akan ada kamu yang menyambut kedatanganku dengan hangat? apakah kamu akan ada disana menanti atau hanya sekedar melihat aku dari kejauahn turun dari bus di terminal. jika begitu aku akan menghadihkan mu cookies yang aku panggang sendiri, maaf kali ini bukan roti lapis tapi aku harap kamu menyukai itu nanti. aku akan memikirkan kembali untuk pulang, aku memikirkan ini semabari memikirkan apakah sungguh bisa bertemu denganmu nanti...
semoga hal baik yang sama-sama kita harapkan bisa menjadi kenyataan
Dari Teman Lamamu
(atau mungkin sahabatmu sekarang)
AKRIMNA
Bandung, 12 April 2022
02.08 WIB
Keren😊
BalasHapus